Just a thought... |
Manusia itu makhluk yang serba nggak pernah puas....orang yang rambutnya keriting kepingin dilurusin, sebaliknya orang yang rambutnya lurus pengen dikeriting. Aneh? once you think about it, semuanya balik lagi ke persepsi...'puas' jadi sesuatu yang relatif. pernah denger nggak pepatah: "Rumput tetangga sering nampak lebih hijau dari rumput sendiri" menurut gue pepatah ini pas banget buat ngegambarin keadaan manusia yang susah untuk puas ini.
Cuma ilustrasi aja niiih: In some household...saking keselnya, seorang istri ngeluh kalau suaminya sibuk ngintiliiiiiin kemana dia pergi. Mau arisan atau temu kangen sama temen temen ajaaaa sampe pake ditanya tanya ini itu, dianterin dijemput lagi, huuh...sampe kesannya nggak percayaan banget siii??? semuanya berbasis MTAdL alias 'Mau Tau Ajaaa deh Lo' saking kesalnya, si istri sampai ngerasa "dikekang" dan akibatnya berusaha "mengekang balik" sebagai counter attack. padahal..kalau mau dilihat dari kacamata lain...this act can be seen sebagai bentuk sebuah "perhatian" yang melimpah ruah namun salah kaprah.
Sementara itu di another household, ada pasangan yang hidup bagai mesin pabrik: bangun pagi-ke kantor-pulang kerumah-do their own thing- meet in bed buat tidur dan besoknya semua berulang persis sama kayak tadi. Salah satu dari pasangan ini mengeluh, pasangannya terlalu sibuk dengan kesenangannya sendiri, membuatnya feels left out, seakan trapped di siklus yang pelan pelan 'membunuh'nya dari dalam. Disini, this one partner's cry for help was to beg for a bit of MORE attention.
once again...dalam hidup ini nggak akan ada kata PUAS. Dimata seorang gue...gue beranggapan mustinya kita bisa mensyukuri kalau pasangan kita masih menaruh minat dan mau terlibat sama apa yang kita lakukan. Walau kadang timing dan cara penerapannya yang nggak 'tepat' ini semua jauh lebih mending daripada harus hidup dalam bubble masing masing yang tak tersentuh, yang serba tak bersinggungan dan individualis. lemme tell you, these things are no easy task. Kadang kita nggak siap, nerima kalau segala sesuatu yang berbentuk 'kontak' bisa menghasilkan friksi dan berakhir dengan hurt feelings. Tapi, on the other hand tanpa kita sadari, dengan kita menghindari 'kontak' itu, feelings kita akan grow numb, kita akan terjerumus ke dalam ketidakpedulian, ignorance kalau kata orang orang.... apa kita rela kehilangan kesempatan untuk berinteraksi dalam upaya membentuk 'the bigger picture' bersama pasangan kita? atau kita cukup puas dengan 'our own picture' hidup di rumah yang sama tanpa ada kegiatan bersama, semua serba mekanis, hanya mengikuti pola yang itu itu saja. Kalau ditanya, kebanyakan orang akan menjawab, "udahlah, daripada ribut"
Tapi diam itu nggak selamanya emas lho...what if, melalui apa yang disebut 'ribut' itu kita jadi belajar lebih dalam tentang pasangan kita? kita jadi tau apa yang bisa bikin pasangan kita senang dan sebaliknya menghindari apa yang bisa bikin pasangan kita mengeluarkan 'sengatan berbisa' nya. 'Ribut' yang dihindari malah merupakan sarana pembelajaran yang memperkaya wawasan kita as a human being dan as a partner in life.
I guess balance is the keyword here.
well, trust me on this one,...kadang sesuatu yang 'tidak dilakukan' pasangan kita justru bisa menyakiti kita lebih sakit daripada apa yang 'dilakukan' nya.Labels: love life, married life, thoughts |
|
2 Comments: |
-
Kamu hanya perlu terima tanpa harus memahami, dan tak harus berpikir
Hanya perlu mengerti aku bernapas untukmu, jadi tetaplah disini, dan mulai menerimaku
-
ehm...kayaknya dejavu merasa bersalah sama pasangannya ya? ;) don't be afraid to change for the better...
|
|
|
|
|
|
|
Name: shantz
Home: Jakarta, Bekasi, Indonesia
About Me: simple-bawel-nyengir-ketawa gila,cicip-cemal-cemil lover, food addict,sing-a-long freak...all that made me ...ME
See my profile...
|
|
|
|
background by tayler
|
|
Kamu hanya perlu terima tanpa harus memahami, dan tak harus berpikir
Hanya perlu mengerti aku bernapas untukmu, jadi tetaplah disini, dan mulai menerimaku