Tuesday, January 6, 2009
Drowning in the memories of Mbah Kakung :)

Sebentar lagi, 12 January, Mbah Kakung mau ulang tahun...he should be 98 if he still around....jadi inget lagi aja a couple of memories with him :)

H. R. Iskandar Irsan atau yang lebih kami kenal sebagai “Mbah Kakung”, meninggalkan banyak kesan bagi kami cucu-cucu beliau. Sebagai salah satu cucu yang cukup beruntung dapat menghabiskan hampir separuh hidup saya tinggal bersama Mbah Mama dan Mbah Kakung di Pejompongan, saya banyak mendapat kenangan yang tidak akan bisa saya lupakan selama hidup saya.

Apabila saya boleh mendeskripsikan Mbah Kakung dalam satu kata, beliau adalah seorang “entertainer” sejati. Hampir semua cucu beliau dapat merasakan kasih sayang Mbah Kakung melalui keisengan candanya, cerita-ceritanya yang extravagant (yang dikemudian hari baru saya sadari ternyata hanya buah imaginasi Mbah saja :D) salah satu yang paling sering diturunkan dari generasi ke generasi adalah cerita Mbah Kakung pernah ditugaskan ke bulan, dan disana bertemu manusia bulan bermata satu, berkaki satu, dengan mulut yang ada di dahi…dimana Mbah Kakung mendengar lagu Indonesia Raya dinyanyikan dalam bahasa bulan. Amazingly creative, kan? Wow!

Dulu, ada dua benda kebanggaan Mbah Kakung yang saya ketahui, mobil datsun biru yang maintenance-nya selalu ditangani beliau sendiri, dan sepeda motor bebek kesayangan yang sering dipakai beliau membawa kami cucu-cucunya berjalan jalan “keliling kota”. Lengkap dengan ember plastik yang dikaitkan di depan motor!

Keistimewaan jalan-jalan naik motor dengan Mbah semasa kecil adalah atas nama ‘safety’, penumpang diikat dengan selendang ke badan Mbah, supaya kalau kita ngantuk dijalan, tetap aman. Biasanya rute favorit adalah ke Senayan, dimana kita diturunkan diujung trotoar untuk lari-lari kecil, sementara Mbah mengikuti dari jalan dengan sepeda motornya. Puncak acara biasanya kita ‘ngaso’ berhenti di salah satu taman di Senayan untuk piknik kecil, makan roti buatan Mbah Mama, dan menikmati ice cream Woody yang pada saat itu rasanya selangit!

Mbah Kakung terkenal ramah dan tidak pandang bulu dalam hal sapa menyapa, atau lebih tepatnya in his case cium mencium, ya :). Kalau saya pulang ke Pejompongan dengan membawa 5 orang teman, misalnya, maka kita ber 6 akan mendapat ciuman di pipi! whoops, khusus buat saya ciuman mesra 'plus bunyi' di bibir! Hal ini membuat teman teman sayapun menjadi sangat familiar terhadap Mbah yang suka mencium! Beliau selalu welcome dengan senyumnya, pujiannya, dan yang akan selalu ada dihati saya adalah cara beliau menjawab pada saat saya mencetuskan “I love you, Mbah Kakung” di telinga beliau setelah memberi cium, senantiasa saya akan mendapatkan balasan, “I love you too, Baby…” Oh, hanya Allah yang tahu how I missed that sweet answer…

Innalillahi Wa Inna Illaihi Roji’un, rasa cinta dan sayang kami kepada Mbah harus dibuktikan dengan kerelaan melepas beliau pergi, hanya do’a demi do’a yang dapat kami panjatkan kepada Allah SWT agar dimudahkan segala jalan Mbah kembali kepada Sang Pencipta.

Selamat jalan Pak Irsan, sekarang pasti Mbah Kakung sudah tenang ya bersama-sama Mbah Mama lagi:). We will always miss you, Mbah..but we will always try to make you proud of us!

Desember 2007
Shanty Astarini Sumarna-Bachmid

Labels: , ,

posted by shantz at 7:45 PM -
1 Comments:
Post a Comment

About Me
Name: shantz
Home:
Jakarta, Bekasi, Indonesia
About Me:
simple-bawel-nyengir-ketawa gila,cicip-cemal-cemil lover, food addict,sing-a-long freak...all that made me ...ME
See my profile...

Previous Post
Archives
Links
Credits


background by tayler